A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kenaikan harga minyak dunia akibat semakin menipisnya cadangan minyak dibumi memaksa pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Dengan meningkatnya harga BBM maka muncul kata baru Bahan Bakar Nabati (BBN). Berbeda dengan BBM dari fosil yang terbentuk dari tanaman dan hewan selama ratusan juta tahun,BBN lebih berbasiskan pada industri perkebunan dan pertanian.
BBN lebih menekankan pada budidaya energi (energy rarming). Energy farming lebih mengedepankan pengumpulan dan penyimpanan energi matahari yang dapat diperbaharui dengan sendirinya (self sustainable) dan tidak merusak lingkungan karena tidak menyebabkan polusi. Energy farming berpikir tentang membudidayakan energi melalui tumbuhan hijau sehingga dikenal sebagai energy hijau (Green energy).
Sebenarnya BBN bukan hal yang baru dalam kehidupan masyarakat hanya teknologinya yang berbeda. Salah satu contoh pemanfaatan BBN pada zaman purba yaitu dengan membakar biji jarak untuk penerangan. Saat ini dengan kemajuan IPTEK aplikasi BBN telah berubah lebih modern dan lebih populer dengan nama bioetanol dan biodiesel, keduanya disebut sebagai biofuel.
Bioetanol sekarang ini sudah dapat diproduksi pada sektor home industri, dimana masyarakat sekarang semakin maju dalam pembuatan bioetanol dengan kadar alkohol rendah berkisar antara 40%-60%. Mereka dapat melakukan produksi sendiri dengan cara fermentasi dan penyulingan dari bahan umbi-umbian dan sejenisnya, tapi kebanyakan dari mereka kesulitan dalam memproduksi dengan kadar 90%. Yang mana alkohol kadar 90% diproduksi pada perusahaan besar, sehingga masyarakat hanya memproduksi dalam skala sedikit.
Untuk menyelesaikan permasalahan itu dilakukan penelitian pembuatan ruang bakar kompor dengan berbahan dasar komposit sebagai ruang bakar, dimana kompor yang dirancang bisa menyelesaikan permasalahan dimasyarakat tentang mahalnya bahan bakar dan akan menimbulkan berkembangnya sektor home industri bioetanol maupun usahan yang mempergunakan alat pemanas.
Kompor bioetanol yang berada dimasyarakat, sekarang ini hanya mampu menyala dengan kadar alkohol 90%, dimana harga bioetanol dengan kadar alkohol tinggi memiliki harga yang lumayan mahal untuk tiap litternya, berkisar antara 12.000- 16.000. Maka timbulah suatu permasalahan, diantaranya kompor tidak mau menyala dengan kadar alkohol yang rendah, karena kebanyakan kompor bioetanol masih mempergunakan besi atau sejenisnya sebagai ruang bakar.
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini diantaranya adalah :
1. Tujuan Umum
Menciptakan sebuah kompor bioethanol yang mampu menyala menggunakan bioethanol kadar alkhohol redah.
2. Tujuan Khusus
Melakukan desain baik itu material ruang bakar dan bentuk ruang bakar pada kompor bioethanol.
Penelitian komposit sebagai ruang bakar kompor bioethanol ini diharapkan dapat dimanfaatkan bagi masyarakat dan kalangan industry kecil dan menengah sebagai pengganti energi minyak tanah maupun gas LPG.
Program penelitian ini memiliki beberapa kegunaan, antara lain:
1. Meningkatkan ekonomi kecil yang menjadi pengrajin bahan dasar komposit .
2. Meningkatkan kegiatan ekonomi kecil yang bergerak dibidang bioethanol dengan kadar render sebagai sumber bahan bakar kompor.
3. Membantu ekonomi masyarakat kecil dimana harga bioethanol berkadar 40% lebih murah dibanding minyak tanah .
4. Meningkatkan ketahanan enenrgi melalui perluasan bidang usaha penghijauan melalui penanaman tebu atau pun singkong sebagai sumber bioethanol.
Pengujian kompor pada kampung batik Laweyan surakarta.
0 komentar:
Posting Komentar